Mengenal Sejarah Lahirnya Kota Malang.
KIM Obama – Kota Malang yang tahun ini 2022, memasuki hari jadi yang ke 108, merupakan salah satu wilayah yang memiliki sejarah cukup panjang dan dapat dibuktikan melalui berbagai peninggalan dan petilasan sejarah di wilayahnya . Walau begitu wilayah kota Malang memiliki usia yang lebih muda dibanding dengan tetangganya, kabupaten Malang.
Berbeda dari Kabupaten Malang dimana memulai hitungan tahun kelahirannya dari tahun 760 yaitu pada masa kerajaan Kanjuruhan, sedang hari jadi kota Malang dihitung berdasar pendirian Malang Stadsgemeente yang digagas oleh pemerintah kolonial Belanda pada masa itu yaitu pada tahun 1914.
Sebelum menjadi sebuah stadsgemeente atau kotapraja sendiri, Malang sebelumnya berada di bawah wilayah administrasi karesidenan Pasuruan hingga berdiri sendiri pada 1914 tersebut.
Sebelum menjadi sebuah kota sendiri, sebelumnya wilayah kota Malang merupakan salah satu bagian dari Kabupaten Malang yang berada di bawah karesidenan Pasuruan. Pada saat itu, Malang mempunyai delapan kawedanan atau distrik yang terdiri dari Karanglo, Pakis, Gondanglegi, Penanggungan, Sengoro, Antang ( Ngantang), Turen dan kawedanan Kotta.
Sebagai salah satu kawedanan, wilayah dari kota Malang sendiri membawahi 13 kampung. Seluruh kampung ini kemudian menjadi wilayah dari kota Malang yang kita kenal saat ini, yaitu Kidulpasar, Taloon (Talun), Kahooman (Kauman), Leddok, Padeyan, Klojen, Lor Alun, Gadang, Tameengoonhan (Temenggungan), Palleyan (Polean), Jodeepan (Jodipan), Kabalen dan Cooto lawas ( Kota lama).
Akhirnya, pada 1914 karena pertumbuhan penduduk yang pesat serta dianggap cukup siap, Malang akhirnya menjadi kotapraja sendiri. Pada saat itu, jabatan wali kota masih dirangkap oleh asisten residen FL. Broekveldt yang kemudian digantikan oleh JJ. Coert hingga terpilihnya Mr. HI. Bussemaker sebagai wali kota di tahun 1919.
Karena pembangunan yang tepat, iklim yang bagus, dan pertumbuhan ekonomi yang pesat, kota Malang terus berbenah dan menjadi salah satu wilayah yang nyaman ditinggali dan bahkan disukai oleh masyarakat Eropa. Seiring waktu dibangun berbagai fasilitas penunjang yang cukup mewah seperti kompleks olahraga di stadion Gajayana dan arena pacuan kuda.
Pada era perjuangan kemerdekaan, kota Malang juga memiliki andil cukup besar dengan mengirim banyak pejuang ke pertempuran Surabaya serta taktik bumi hangus yang dilakukan. Bahkan, di Malang juga sempat dilaksanakan kongres Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
Walau secara pemerintahan kota Malang berdiri atas bentukan pemerintah kolonial, selanjutnya kota ini berkembang ke arah yang berbeda dan menjadi salah satu basis perjuangan. Bahkan kota Malang sendiri sempat dicalonkan sebagai salah satu wilayah yang potensial untuk ibu kota negara Indonesia.
Berikut ini adalah daftar wali kota Malang
Masa Penjajahan Hindia Belanda:
1919–1929 H.I. Bussemaker
1929–1933 Ir. E.A. Voorneman
1933–1936 Ir. P.K.W. Lakeman
1936–1942 J.H. Boerstra
Masa Penjajahan Jepang:
1942–1942 Raden Adipati Ario Sam
1942–1945 Mr. Soewarso Tirtowidjojo
Masa Kemerdekaan:
1945–1958 M. Sardjono Wiryohardjono
1958–1966 Koesno Soeroatmodjo
1966–1968 Kol. M. Ng Soedarto
1968–1973 Kol. R. Indra Soedarmadji
1973–1983 Brigjen TNI–AD Soegiyono
1983–1983 Drs. Soeprapto
1983–1988 dr. H. Tom Uripan
1988–1998 H. M Soesamto
1998–2003 Kol. H. Suyitno
2003–2008 Drs. Peni Suparto, M.A.P. (wakil: Drs. Bambang Priyo Utomo, B.Sc.) – (13 September 2003 – 13 September 2008)
2008–2013 Drs. Peni Suparto, M.A.P. (wakil: Drs. Bambang Priyo Utomo, B.Sc.) – (13 September 2008 – 13 September 2013)
2013–2018 H. Muhammad Anton (wakil: Drs. Sutiaji)
2019 – sekarang. Drs. Sutiaji ( wakil : Ir. Sofyan Edi Jarwoko )
Hingga saat ini kota Malang terus berkembang dan dikenal dengan berbagai julukan mulai dari kota wisata hingga kota pendidikan. Selamat ulang tahun kota Malang yang ke 108. ( Diambil dari berbagai sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Malang dan https://m.merdeka.com/malang )
Salam Sehat dan Salam Bahagia.
Penulis Team KIM Obama